Pada umumnya aksara Incung ditulis diatas ruas bambu dan
tanduk (Depati.H.Alimin ),aksara incung yang ditulis pada ruas bambu
yang kebanyakkan aksara berisikan tentang cinta yakni
berisikan ratapan tangis seorang jejaka yang patah hati karena
cinta di tolak oleh sang pujaan hati.
Sedangkan pada tanduk
kerbau dan tanduk kambing aksara incung pada umumnya berisikan
tentang silsilah (Tambo ), yang biasanya pada awal kalimat dimulai
dengan ucapan “ ini surat tutur tambo
ninik ( inilah cerita tentang silsilah nenek moyang), sebuah
catatan menyebutkan sekitar 10 % dari Aksara Incung yang dituliskan
diatas tanduk menunjukkan adanya pengaruh kebudayaan Islam,
kemungkinan besar di aksara Incung bernafaskan Islam tersebut di
tulis sebelum pertengahan abad ke 19 Disamping banyak
ditemui pada media ruas buluh dan tanduk, Aksara Incung Suku Kerinci
juga ditulis diatas Kulit Kayu, Tapak Gajah dan Daun Lontar. Untuk
naskah Incung yang ditulis diatas kertas disimpan dalam media tabung
ruas bambu yang telah dikeringkan dengan cara di gulungkan,pada
budayawan menyebutkan pada umumnya naskah Incung yang ditulis di atas
ruas buluh berisikan ratap tangis seorang jejaka dan
merupakan sambungan dari ratapan tangis yang ditulis diatas ruas bambu
Sebagaimana
yang telah diuraikan bahwa masyarakat suku Kerinci sangat menghargai
arwah dan hasil karya cipta nenek moyang mereka, bukti bukti secara
jelas menunjukkan beragam benda benda pusaka hingga saat ini masih
tersimpan dan terawat dengan baik,masih ada kepercayaan sebagian
masyarakat tradisional yang mengkeramatkan benda benda tersebut
dan menganggap benda benda pusaka tersebut memiliki nilai nilai yang
luar biasa yang dapat melindungi mereka dari ancaman dan gangguan dan
untuk menyelamatkan benda benda pusaka ttersebut masyarakat adat merawat
dan menyimpan dengan cermat dan seksama, pada umumnya benda benda
tersebut disimpan diatas loteng rumah,masyarakat beranggapan bahwa
loteng rumah merupakan tempat terhormat dan tidak semua orang yang dapat
naik keatas loteng rumah.
Diantara
benda benda pusaka yang disimpan tersebut terdapat aksara incung yang
di tulis pada ruas bambu,tanduk kerbau ,tanduk kambing ,kertas,kulit
kayu,daun lontar,hanya ada satu naskah yang ditulis diatas tanduk yang
menggunakan huruf jawi yakni sebuah piagam Depati Serah bumi di bekas
kemendapoan Seleman Kecamatan Danau Kerinci.
Dari hasil
penelitian,terdapat 10% naskah yang ditulis pada tanduk yang
menunjukkan pengaruh Islam sehingga dapat disimpulkan bahwa kebanyakan
naskah yang ditulis pada media tanduk ditulis sebelum pertengahan abad
ke 19
Dari hasil penelitian,terdapat 10% naskah yang
ditulis pada tanduk yang menunjukkan pengaruh Islam sehingga dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan naskah yang ditulis pada media tanduk
ditulis sebelum pertengahan abad ke 19
Beberapa pendapat dari
cendekiawan dan tokoh-tokoh adat serta budayawan yang paham mengenai
aksara incung Kerinci membunyikan bahwa aksara incung seluruhnya
berbunyi vocal a- ke, kecuali huruf i dan huruf u yang memiliki
ketentuan tersendiri. Huruf abjad yang sudah dibakukan sejak angkatan
budayawan H. Abdul Kadir Djamil dan M. Kabul Ahmad Dirajo, angkatan
Prof. DR. H. Amir Hakim Usman, Ma, Depati H. Amiruddin Gusti, Depati. H.
Alimin, Iskandar Zakaria dan Depati Ujang mengatakan bahwa abjad incung
adalah sebagai berikut:
sumber : http://www.incung.com/2013/10/abjad-aksara-incung-suku-kerinci.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar